OPINI | SUMEKAR.ID — Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, kembali memimpin dengan harapan besar dari masyarakat, terutama dalam peningkatan infrastruktur jalan.
Selama beberapa tahun terakhir, kondisi jalan di berbagai desa dan kecamatan di Sumenep masih menjadi keluhan utama warga. Kepemimpinan Fauzi di periode ini menjadi ujian penting untuk membuktikan komitmennya dalam membangun akses jalan yang lebih baik dan merata.
Kita tidak ingin lagi mendengar Bupati Fauzi disebut sebagai “Panglima Jalan Lumpur Milenial” akibat rusaknya jalan berlumpur di kepulauan Sumenep.
Fenomena warga yang secara swadaya bergotong royong memperbaiki jalan, seperti yang terjadi di ruas jalan kabupaten di Desa Bataal Timur yang menghubungkan Kecamatan Lenteng, Ganding, dan Guluk-Guluk, serta ruas jalan Desa Matanair menuju Kota Sumenep, seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah daerah.
Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur yang memadai masih menjadi kebutuhan mendesak yang belum sepenuhnya terpenuhi.
Sejak awal menjabat, Fauzi telah menegaskan bahwa infrastruktur menjadi salah satu prioritasnya. Beberapa proyek perbaikan jalan telah mulai dilakukan, terutama di wilayah perkotaan dan jalur utama antar kecamatan.
Namun, tantangan terbesar justru terletak di desa-desa terpencil yang selama ini kurang tersentuh pembangunan.
Perbaikan jalan bukan sekadar soal kenyamanan, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Infrastruktur jalan yang layak akan mempercepat distribusi hasil pertanian, mempermudah akses warga ke layanan kesehatan dan pendidikan, serta meningkatkan mobilitas untuk kegiatan usaha.
Sebaliknya, jika infrastruktur jalan dibiarkan rusak, maka pertumbuhan ekonomi di tingkat desa akan terhambat, memperpanjang kesenjangan antara desa dan kota.
Namun, keberhasilan Fauzi dalam meningkatkan infrastruktur jalan tidak hanya bergantung pada pembangunan fisik semata. Transparansi anggaran dan pengawasan dalam pelaksanaan proyek harus diperketat agar pembangunan berjalan sesuai rencana tanpa adanya penyimpangan.
Selain itu, pemerintah daerah harus lebih responsif terhadap aspirasi masyarakat agar pembangunan benar-benar tepat sasaran dan memberikan manfaat maksimal.
Ke-depan, masyarakat tentu berharap Fauzi mampu merealisasikan janji-janjinya dengan lebih konkret. Jika ia berhasil meningkatkan kualitas infrastruktur jalan secara merata hingga ke desa-desa terpencil, maka kepemimpinannya akan semakin diakui sebagai era kemajuan bagi Sumenep. Namun, jika masih banyak wilayah yang tertinggal, maka kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah bisa melemah.
Kini, tinggal bagaimana Fauzi membuktikan bahwa kepemimpinannya benar-benar membawa perubahan nyata, bukan sekadar wacana. Infrastruktur jalan yang baik adalah kunci kemajuan daerah, dan di tangan bupati, harapan masyarakat Sumenep untuk memiliki akses yang lebih baik harus dapat diwujudkan.
Penulis: Sahid Badri, Aktivis HMI Sumenep