OPINI | SUMEKAR.ID — Sebagai mahasiswa di Institut Kariman Wirayudha Sumenep (INKADHA), program studi Manajemen Bisnis Syariah (MBS), saya memahami bahwa kehidupan akademik bukan sekadar tentang hadir di kelas dan mengerjakan tugas, tetapi juga tentang bagaimana kita berusaha mengembangkan diri.
Tidak ada pencapaian yang datang begitu saja tanpa perjuangan. Jika ingin menjadi mahasiswa yang unggul, maka saya harus berani melangkah, menghadapi tantangan, dan terus belajar.
Dalam perjalanan saya di LPM Dialektika, saya semakin menyadari bahwa perjuangan adalah bagian dari setiap proses pertumbuhan.
Memimpin sebuah organisasi mahasiswa bukanlah tugas yang mudah. Ada banyak rintangan, baik dari segi internal maupun eksternal.
Namun, dari situ saya belajar bahwa jika ingin menciptakan perubahan, saya tidak bisa hanya berpikir dan berharap, saya harus bergerak dan bertindak. Setiap tantangan yang muncul justru menjadi batu loncatan untuk menjadi lebih kuat dan lebih matang.
Tidak jarang saya menemui situasi di mana saya merasa lelah atau ragu. Namun, keyakinan bahwa setiap perjuangan akan membuahkan hasil selalu menjadi alasan untuk tetap bertahan.
Saya melihat bahwa mereka yang berhasil bukanlah yang paling berbakat, tetapi mereka yang paling gigih dalam menghadapi kesulitan. Dalam organisasi, dalam akademik, dan dalam hidup, semuanya membutuhkan usaha yang serius.
Akhirnya, saya sampai pada satu kesimpulan: jika benar-benar menginginkan sesuatu, maka tidak ada alasan untuk tidak berjuang. Keinginan tanpa usaha hanyalah angan-angan, tetapi keinginan yang diperjuangkan akan menjadi kenyataan.
*) Penulis : Mohammad Yahya Amrullah, Mahasiswa Program Study Manajemen Bisnis Syariah Institut Kariman Wirayudha