Budaya  

Tommy Pratama Resmi Jadi Pembina Ruang Baca Bambu, Dorong Pemuda Medan Jadi Agen Perubahan

SUMEKAR|MEDAN – Dalam upaya memperkuat semangat literasi dan peran aktif pemuda di Sumatera Utara, Ruang Baca Bambu Literasi Sumatera Utara menggelar diskusi inspiratif bertempat di Warkop Sulthan, Jalan Ring Road, Kota Medan. Kegiatan ini menjadi momentum penting dengan diumumkannya Tommy Pratama – tokoh pemuda literasi dan pengamat hukum Kota Medan – sebagai Pembina Resmi Ruang Baca Bambu Literasi Sumatera Utara.

Didampingi oleh Ketua Ruang Baca Bambu, Soeandi Malik Pratama, diskusi ini membahas isu-isu penting yang erat kaitannya dengan kepemudaan, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan hukum.

  • Kegiatan ini juga mendorong gagasan pembentukan Forum Diskusi Kepemudaan di Kecamatan Sunggal, Kota Medan — sebagai ruang interaktif bagi mahasiswa dan pemuda dalam menyalurkan gagasan, berkolaborasi, dan terlibat aktif dalam pengabdian masyarakat.
Baca Juga:  Ruang Baca Bambu Apresiasi Bimtek Kepenulisan Berbasis Budaya Lokal oleh Dinas Perpustakaan Kota Sibolga

Sebagai pembina baru, Tommy Pratama memberikan pandangan strategis dan inspiratif terkait arah gerakan literasi ke depan:

 “Menjadi bagian dari Ruang Baca Bambu bukan sekadar posisi, ini adalah panggilan. Saya percaya, literasi adalah fondasi perubahan sosial. Kita harus bawa energi ini ke akar rumput — dari warung kopi hingga pelosok kelurahan. Pemuda harus berani berpikir dan bergerak. Forum diskusi bukan hanya tempat berbicara, tapi titik awal lahirnya solusi untuk bangsa,” ujar Tommy Pratama dalam sambutannya.

Soeandi Malik Pratama menyambut dengan penuh antusias keterlibatan Tommy sebagai pembina, dan menyebutkan bahwa peran beliau akan sangat strategis dalam memperluas jaringan literasi dan mendorong pengembangan program-program kepemudaan yang lebih terstruktur dan berdampak.

Baca Juga:  Menteri, Gubsu, PB NU dan Sejumlah Tokoh-tokoh Hadir Resepsi Putri Ketua PW NU Sumatera Utara 

 “Dengan kehadiran Bang Tommy sebagai pembina, semangat kami semakin kuat. Beliau adalah sosok yang paham dunia hukum, pendidikan, dan gerakan pemuda. Ini akan menjadi babak baru bagi gerakan literasi di Sumatera Utara,” tegas Soeandi.

Diskusi ini menjadi bukti bahwa gerakan literasi tidak hanya hidup di perpustakaan atau ruang belajar, tetapi juga tumbuh di tengah masyarakat. Ruang Baca Bambu terus membuktikan bahwa literasi adalah kekuatan untuk menyatukan pemuda, membangun dialog, dan melahirkan perubahan nyata.(PR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *