Tong-tong Legend Kembali Satu Panggung, SMSI Sumenep Catat Sejarah

Foto. Flyer SMS Award 2025.

SUMENEP |SUMEKAR.ID — Kolaborasi langka dua grup musik tong-tong legendaris, Mega Remmeng dan Angin Ribut, dipastikan akan menjadi magnet hiburan masyarakat Sumenep dan Madura secara umum pada akhir Mei 2025 mendatang.

Kedua grup musik ini berasal dari pesisir Kabupaten Sumenep. Mega Remmeng dari Kecamatan Batang-batang dan Angin Ribut dari Kecamatan Pasongsongan dikenal luas dengan kekhasan irama dan aransemen yang berbeda namun sama-sama memikat.

Selama bertahun-tahun, keberadaan dua legenda musik daul ini menjadi buah bibir. Namun, untuk melihat mereka tampil dalam satu panggung yang sama adalah momen yang sangat langka terjadi.

Terakhir kali mereka berjumpa dalam satu panggung besar adalah pada tahun 2009 silam, dalam sebuah festival budaya yang digelar di Kabupaten Sumenep. Sejak itu, kolaborasi keduanya nyaris mustahil diwujudkan.

Namun, pada tanggal 28 Mei 2025 mendatang, impian para pencinta seni tong-tong akan menjadi kenyataan. Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Sumenep akan mempertemukan kedua grup tersebut.

Kolaborasi ini akan digelar di depan Pendopo Agung Keraton Sumenep dalam rangkaian acara SMSI Award 2025 dan pelantikan pengurus SMSI se-Madura Raya. Acara ini dijadwalkan dimulai pukul 19.00 WIB, ba’da Isya’.

“Kolaborasi ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Madura, terutama penggemar musik daul. Ini akan menjadi sejarah baru dalam perjalanan musik tong-tong Sumenep,” kata seorang pengamat seni asal Bangkalan yang tidak mau disebutkan namanya.

Ia menambahkan bahwa masing-masing grup memiliki aransemen khas yang kuat dan mudah dikenali oleh pelaku seni. Meski sempat vakum bersama, warna musik mereka tetap konsisten dan memikat.

“Aransemen khas Mega Remmeng, meski pemainnya kini generasi junior, masih sangat terasa. Itu yang membuat grup ini tetap dicintai sampai hari ini,” ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa kolaborasi ini bukan sekadar hiburan semata, melainkan menjadi simbol kerukunan dan kebersamaan di antara para pelaku seni budaya lokal.

“Ini bukan hanya soal musik, tapi tentang persaudaraan, warisan budaya, dan semangat menjaga identitas lokal yang mulai tergerus oleh modernitas,” imbuhnya.

Mega Remmeng sendiri dikenal sebagai grup yang konsisten dalam mempertahankan nuansa klasik musik daul khas Batang-batang. Sementara Angin Ribut lebih ekspresif dan enerjik dengan ritme cepat ala Pasongsongan.

Baca Juga:  Sumenep Berbangga! Festival Musik Tong-Tong Tembus Kalender KEN 2025

Ketika dua karakter musik ini bersatu, publik akan disuguhi sebuah pertunjukan yang memadukan harmoni tradisi dan inovasi. Sebuah pertunjukan yang diyakini akan mengguncang panggung budaya Sumenep.

Ketua SMSI Sumenep, wahyudi dalam keterangannya, mengatakan bahwa momentum ini sengaja diciptakan sebagai bentuk apresiasi terhadap pelaku seni lokal yang telah berjasa menjaga budaya Madura.

“Kami ingin menempatkan musik tong-tong dalam panggung kehormatan, sejajar dengan bentuk kesenian lain yang telah lebih dulu mendunia,” jelasnya.

Acara ini juga akan menjadi panggung bagi pelantikan pengurus SMSI se-Madura Raya. Sebuah forum baru yang akan memperkuat jejaring media dan pelaku seni di kawasan timur Pulau Garam.

Baca Juga:  Masjid Abdullah Syechan Baghraf Kembali Dibanjiri Jamaah, Tradisi Zakat Mal Jadi Magnet

Pelantikan tersebut akan melibatkan perwakilan dari empat kabupaten, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Diharapkan, sinergi antarwilayah bisa terbangun dari sini.

SMSI Award sendiri akan memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh inspiratif, termasuk budayawan dan tokoh masyarakat yang berkontribusi pada pelestarian seni dan budaya lokal.

Dengan hadirnya Mega Remmeng dan Angin Ribut, malam pelantikan dan penghargaan itu diyakini akan meninggalkan kesan mendalam. Bukan hanya bagi penonton, tapi juga bagi sejarah budaya Sumenep.

“Kolaborasi ini bukan hanya pertama kali setelah belasan tahun, tapi bisa jadi akan jadi penanda era baru bagi musik daul di Madura,” ucap pengamat seni tersebut.

Para pelaku seni pun menyambut baik kabar kolaborasi ini. Beberapa menyatakan siap hadir langsung ke lokasi demi menyaksikan pertemuan dua ikon musik tong-tong tersebut.

“Kami rindu melihat Mega Remmeng dan Angin Ribut berbagi panggung. Ini kolaborasi yang sangat emosional dan historis bagi kami,” ujar seorang seniman muda dari Sumenep Timur.

Pihak penyelenggara juga telah menyiapkan area khusus di depan Pendopo Agung agar pengunjung bisa menikmati pertunjukan dengan nyaman dan aman.

Baca Juga:  Rayakan Lebaran Tanpa Beban! Pemkab Sumenep Hadirkan Mudik Laut Gratis

Dengan antusiasme yang terus meningkat, panitia mengimbau masyarakat datang lebih awal agar tidak kehabisan tempat dan bisa menyaksikan pertunjukan dari jarak dekat.

Pertunjukan ini diharapkan akan menjadi ajang perekat antar generasi. Di tengah era digital, warisan musik tradisional semacam ini menjadi penyeimbang yang penting untuk dipertahankan.

Apalagi, tong-tong bukan sekadar musik, tapi juga bagian dari identitas sosial masyarakat Madura yang erat dengan semangat gotong royong, kerja kolektif, dan perayaan budaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *